#53 My Skin Diary: Acne

Okay, kayaknya aku harus tarik nafas yang cukup panjang dulu sebelum memulai cerita ini. Akan ada banyak aib yang mau aku bongkar disini. Bukan aib juga sih, it’s something about my skin’s problem dan aku akan kasih tau kondisi kulitku beberapa tahun yang lalu. Jadi begini, I’m just an ordinary girl, dengan wajah yang (maaf bukannya saya tidak bersyukur) bisa dibilang biasa-biasa saja. I’m not born with a perfect figure and I guess everyone would admit it for theirselves, but seriously guys, AKU BIASA AJA. Aku nggak terlalu masalah dengan warna kulitku yang kuning langsat dan nggak putih-putih banget, ga masalah dengan bentuk mata yang nggak sama kanan dan kiri, aku masih asik-asik aja sama bentuk hidungku walaupun nggak mancung banget kayak bule, dan aku masih nyantai aja dengan bibir dan bentuk gigiku yang agak tonggos apalagi kalau dilihat dari samping (tapi kayaknya aku memang butuh behel deh, hahaha). Sampai akhirnya rasa nyaman dan nerimo itu perlahan berubah. Wajah yang tadinya aku terima apa adanya berubah menjadi sesuatu yang amat sangat menyebalkan karena satu hal.

Jerawat, semua dipenuhi oleh jerawat. Memang ini kesannya lebay banget karena mungkin bagi beberapa orang jerawatku masih bisa dibilang gak parah. But seriously, pada saat itu it’s the worst nightmare, I can’t even.
Pernah nggak sih ngerasa iri banget waktu lihat orang yang wajahnya mulus? Sampe-sampe setiap kali aku lagi ngeliat orang, aku nggak peduli mau dia cantik apa nggak, mukanya jutek apa ngga, bajunya aneh apa nggak, bulu idungnya keluar apa engga, tapi kalau kulitnya bersih dan mulus rasanya aku langsung jadi kesel sendiri sama muka.

Then I decided to cover it  all.
I wore too much make-up to hide my blemishes. Rasanya gaya make-up secantik dan sekeren apapun nggak bakalan bagus tanpa kulit yang mulus. Jadi aku tutupin aja semuanya. Mulai dari foundation, concealer dan compact powder semuanya aku pakai buat nutupin wajah yang sudah terlanjur jerawatan. Apalagi kalau berkaca di kaca spion, coba deh, semua jerawat dan pori-pori jadi jelas banget.
Orang-orang sering berpikir kenapa harus pakai make-up tebal kalau udah tau kulitnya jerawatan, harusnya di rawat dong, di sembuhin. FYI, I did it... like I mean, I REALLY DID IT. Tapi tetap aja rasanya nggak mau kalau keluar dengan wajah penuh jerawat dan kusam. Nggak mau ya, bukannya nggak bisa sama sekali loh, cateeettt. Kalau kalian pernah jerawatan parah semuka pasti pernah ngerasain jadi masa bodo sama jerawat dan asik aja nutupin pake bedak, yang penting keliatan agak mulus.

Kulitku ini jenisnya normal to oily, acne prone dan sensitif banget. Tapi, dulunya nggak begitu. Sampai aku berumur 18-19 tahun, setauku kulit aku ini normal, nggak berminyak kecuali di ujung hidung, dan nggak ada jerawatnya kecuali 1-2 biji yang muncul di saat masa-masa menstruasi (baik sebelum atau sesudah halangan).


Foto diatas ini adalah kondisi kulitku di tahun 2011, please jangan fokus ke pose fotonya, kulitku masih lumayan mulus, nggak berminyak, jerawat hanya saat PMS dengan bekas yg masih bisa ditoleransi. Skincareku saat itu cuma mentok di facewash dan moisturizer drugstore. Make-up pun paling mentok bedak tabur baby plus lipbalm, kalaupun ada acara palingan minta bagi compact powder sama lipstick punya mama.

Di pertengahan tahun 2012, jerawatku pun mulai muncul satu per satu, sedikit demi sedikit dan akhirnya jadi penuh dan menyebar di muka. Perih, panas, dan gatal. Sumpah, rasa perih adalah hal yang aku rasa paling ngeganggu saat jerawat-jerawat ini muncul. Aku bahkan sampe nangis waktu lagi nyuci muka sendiri. Waktu ngeraba bagian muka nggak ada bagian yang mulus. Rasanya pengen langsung ngegaruk paksa ini muka biar keluar semua jerawatnya. Berkaca pun aku jadi males. Ngeliat kaca cuma ngingetin aku sama kondisi kulit wajah yang makin hari makin memburuk.
Bagi kalian yang pernah jerawatan semuka pasti tau rasanya waktu ngeliat wajah udah nggak lagi mulus, warna kulit cenderung kusam dan menggelap, beberapa bercak-bercak kemerahan dari si jerawat yang mengganggu, bekas-bekas hitam dari jerawat yang belum hilang sempurna, dan wajahpun terkesan menjadi lebih tua.



Sedih banget rasanya karena sebenarnya di tahun itu aku lagi tertarik banget sama beauty things. Dulu, yang aku tahu jerawat itu bisa muncul karena perubahan hormon saat PMS, kebanyakan pakai make-up yang menyumbat pori, dan wajah yang nggak bersih. Karena aku ngerasa udah rajin bersihin muka dan belum terlalu banyak memakai make-up, aku bener-bener nggak bisa terima sama jerawat yang muncul tiba-tiba dan banyak begini. Apalagi setelah dengar kalo Mama dan Papa waktu mudanya nggak pernah jerawatan kayak aku begini.

Mama sampe tanya-tanya ke orang-orang cara ngilangin jerawat, suruh aku nyobain cara-cara alami buat ilangin jerawat. Apa yang nggak aku coba, mulai dari madu, kunyit, bawang putih, lidah buaya, semua di cobain ke muka tapi tetep aja ilang satu, kemudian dateng lagi yang lain. Nggak putus-putus selama berbulan-bulan.



Dan akhirnya Papa pun ngerasa kasihan ngeliat anak perempuannya ini stres dan ngeluh wajahnya perih. Papa nyuruh aku buat pergi ke Rumah Sakit buat ngecek kulit wajahku ke dokter spesialis kulit dan kelamin (dermathologist) di RS langganan kami.

Waktu itu aku di tangani oleh dokter pria berinisial I, aku baru tahu kalau dia cukup terkenal di kotaku. Dan ternyata teman-teman di kampus juga banyak yg pergi ke dokter ini. Dokter mengecek kondisi kulitku dan dia memeriksa rekam medik ku yang memang sudah ada di RS tersebut. Lalu dia mengatakan kalau ternyata jerawatku muncul karena efek samping dari obat wajib yang dulu pernah aku konsumsi setiap hari selama 6 bulan penuh saat aku sempat jatuh sakit di tahun 2011. Dia menulis beberapa resep di kertas, lalu dia juga mengingatkanku untuk menghindari makanan berminyak, mie instan, makanan manis, dan kacang-kacangan. Dia juga mengingatkanku untuk selalu menjepit poniku kebelakang kalau sedang di rumah, kebetulan dari jaman anak-anak sampai kuliahan aku selalu pakai poni depan. Dia juga mengingatkan untuk tidak memakai make-up sama sekali, jangan memencet jerawat bahkan sekedar menyentuh wajah dengan tangan yang belum tentu bersih juga gak boleh.

Setelah mendengar penjelasan dokter tersebut baru aku agak sedikit lega karena sudah tau penyebab jerawatku. Seenggaknya aku udah cukup tenang karena tau jerawat ini muncul hanya karena efek samping obat yang sempat aku konsumsi dan yaa walaupun juga berpengaruh dari beberapa kebiasaan burukku (akan aku ceritakan di part berikutnya). Akhirnya aku pulang dengan membawa cream pagi, cream malam, cream matahari, face wash dan toner. Dokter juga mengingatkanku untuk check dan kontrol 2 minggu lagi dan melakukan chemical peeling.

Aku benar-benar rutin memakai semua skincare yang diberikan dokter secara teratur. Dan setelah dua minggu, jerawatku benar-benar jadi kalem dan mulai sembuh. Memang belum hilang semua, tapi wajah udah nggak terasa perih, panas ataupun gatel. Bruntusan pun mulai menghilang perlahan. Dan seperti yang aku bilang di atas, setelah 2 minggu saatnya untuk kembali ke dokter dan melakukan chemical peeling yang akhirnya tidak aku lakukan. Yepp, aku nggak dateng. Aku nggak pergi karena memikirkan biayanya yang menurutku nggak sedikit, nggak enak sama Papa soalnya. Tujuan awalnya disuruh papa ke dokter spesialis karena takut penyebab jerawat  yang nggak jelas, bukan untuk tujuan perawatan kecantikan. Perlahan, jerawatku menghilang. Dan puji Tuhan karena selama jerawat segatel dan seperih apapun tanganku nggak pernah pencet sana pencet sini secara kejam, jadi nggak ada bekas-bekas yang membuat jaringan parut di wajahku. 

Setelah semua produk skincare yang diberikan dokter satu per satu habis, aku tidak datang untuk beli lagi. Dan jujur saja aku kurang suka dengan tekstur cream pagi dan malam yang diberikan dokter tersebut karena teksturnya terlalu thick walaupun aku hanya aplikasikan secara tipis-tipis ke wajah. Jadi aku langsung ganti dengan skincare drugstore seadanya, facewash dan moisturizer. Sejak saat itu aku juga mulai rajin mencari cara membuat masker dari bahan-bahan alami. Dan yang aku rasa paling cocok untuk mengatasi jerawat dan bekasnya adalah masker tomat dan wortel. Biasanya aku blender bersama madu dan jeruk nipis, airnya kuminum, dan sisa ampasnya aku jadikan masker wajah.



Ini wajah ku dibulan November 2012, kiri minggu 1 dan di kanan adalah kurang lebih minggu ke 3.
Memang warna bekasnya terlihat mencolok, tapi jerawat yang masih masak dan nimbul-nimbul manjah dari kulit itu udah nggak berasa lagi. Istilahnya bekas itu tinggal di tutupin foundie + concealer, dan sedikit trik photo dan editor, Voila, anda berhasil membuat orang tertipu dengan kemulusan wajah dan kulit muka,



Perubahan wajahku selama dua bulanan itu ternyata disadari oleh orang-orang disekitarku. Mereka mulai bertanya kenapa wajahku bisa kembali bersih, kenapa jadi terlihat lebih putih, dan itu rasanya seneng banget. Mulai saat itulah aku jadi lebih genit dan gatel buat nyobain make-up ini itu karena merasa, “Duh wajahku udah lumayan mulus kok.” Dan ternyata pemikiranku tersebut membuatku kembali menghadapi masalah kulit yang lebih parah lagi dan harus memulai perjuangan dr awal lagi dengan masalah yang lebih besar. Tapi sabar dulu yaaa, karena perjuangan yang sebenar-benarnya untuk melawan jerawat ini akan aku bahas di beauty post ku berikutnya.

Ini adalah foto perubahan kulitku di tahun 2012.



PS:
Semua foto memiliki pencahayaan yang berbeda-beda dan maaf kalau kualitasnya kurang bagus karena diambil dengan kamera hp Nokia yang nggak ada auto focusnya :( kamera jaman kapan bgt deh... Warna kulitku tidak berubah drastis langsung jadi putih, kinclong, mulus. Yang perlahan memudar hanya bekas-bekas jerawat, bukan warna kulit wajah menjadi putih mendadak yaa girls,

Thank you for reading my story. I don’t hate any comments, so please leave your comment bellow. Aku sambung di artikel selanjutnya yaaaa...

With Love,
XOXO

Share:

10 comments

  1. Wah nice post,sama sis 2012 aku mulai numbuh jerawat padahal paling pake pelembab sama bedak tapi aku ga separah itu cuma jerawat kecil2 didahi tp sampe sekarang masih nemplok bekasnya.

    lianaestblog.wordpress.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank you ^^ Iya nih, aku juga sampe sekarang jerawat yang kecil-kecil di dahi masih suka muncul, susah dihilangin. :(

      Delete
  2. Ah, aku dari SMP kelas 3 udah numbuh jerawat seh T.T
    sekarang sih alhamdulillah udah lumayan terkontol jerawat nya cuma bekas nya aja yg ribet hilang -_-'
    *malah curhat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku juga nih, bekas-bekasnya masih nempel mesra di kulit. :O

      Delete
  3. aku mulai jerawatan kelas 3 sma pas mau lulus. sedih banget pas ngaca, karena malah temen2 ku udah lewat fase jerawatannya. btw, ga sabar nunggu artikel selanjutnya ;)
    dalam pengobatan jerawat yang penting sabar... hihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah kaaannnn, aku juga dulu udah tenang-tenang aja kirain emang mukaku nggak jerawatan. Soalnya temen-temen lain mulai berjerawat waktu SMP sama awal-awal SMA. Lah ini telat, sekalinya jerawatan langsung parah susah disembuhin :(.

      Delete
  4. Aku ngerasain bangettt :(( Tapi aku sih udah jerawatan dari SMP, terus sempet mulus pakai acne series drugstore product gitu. EH pertengahan 2015 kemarin mulai jerawatan lagi dan itu gede-gede, sekali numbuh bisa lima bijik :((( sakit banget :''''(( Bikin males bercermin. Foto-foto juga males wkwk. Tapi alhamdulillah sih sekarang udah mendingan heheh. Walau masih ada jerawat dikit tapi nggak jahat sih hahah. Nice post, btw. Ditunggu cerita selanjutnya :)

    http://magellanictivity.blogspot.co.id

    ReplyDelete
    Replies
    1. Soalnya kalau lama-lama ngeliat cermin langsung berasa banget muka nambah kusam. Belum lagi penyakit mencet-mencet jerawat, hahaha. Makin lama di depan kaca, makin gatel deh tangan pencet sana pencet sini.

      Delete
  5. Mukaku juga rentan jerawatan, tapi biasanya karna faktor hormon atau pas makan produk dairy. Tapi untungnya sekarang udah nemu skincare yang pas, jadi tinggal ngurus bekasnya. Setuju, suka kesel dulu kalau lihat temen2 mukanya bisa tetap mulus padahal makeupnya sering sampai dibawa tidur hhe

    vhejourney.blogspot.co.id

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kesel bgt kan, liat orang mukanya licin, mulus, alus, waktu ditanya skincarenya apaan, jawabnya cuma "Produk X, itu juga kalo inget aja makenya." Langsung senyum kecut deh dengernya. Hahaha.

      Delete